Minggu, 07 Desember 2014

Seputar Tugu Muda - Semarang Bersholawat dalam rangka akhir tahun 2014 Bersama Habib Syeikh bin Abdul Qodir Assegaf dan Habib Umar Mutohar berlangsung dengan khusyuk di Halaman Balai Kota Semarang, Sabtu (6/12) lalu. Acara berupa pengajian dan sholawat bersama ini dibuka pukul 20.00 oleh Walikota Semarang, Hendar Prihadi. Kegiatan sholawat ini sendiri ditujukan untuk berdoa agar Semarang lebih sejahtera, makmur, dan maju pada tahun yang baru. 

Sesuai dengan judul acara pula, sholawat bersama ini dipimpin oleh Habib Syeikh bin Abdul Qodir Assegaf dan ceramah diisi oleh Habib Umar. Dalam ceramahnya, Habib Umar Mutohar mengajak kaum Muslimin meniru segala perilaku baik Rasulullah Muhammad SAW. Menurutnya, perilaku Nabi Muhammad merupakan contoh berperilaku yang baik dalam hidup, dan bisa diterapkan semua manusia. Dan sifat baik itu jika diterapkan tiap individu, akan meningkatkan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat.

Habib Syeikh memimpin sholawat dalam "Semarang Bersholawat"
Acara yang berlangsung selama dua setengah jam ini berjalan dengan lancar dan tertib. Ribuan jamaah pengajian dan sholawat dari berbagai penjuru kota Semarang memadati Halaman Kantor Balai Kota Semarang sejak pukul 18.00. Meski duduk tanpa ada garis penertib dan hanya duduk beralas koran, jamaah tetap khusyuk dan antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Acara Semarang Bersholawat ini diakhiri pukul 22.30 dengan lantunan lagu Indonesia Raya dari semua jamaah dan undangan. Sifat nasionalisme tetap ditunjukkan oleh semua hadirin.
(Angga/STM/14)
Seputar Tugu Muda - Event Jateng Art Festival yang diselenggarakan pada Sabtu-Minggu tanggal 6-7 Desember 2014 di Wisma Perdamaian oleh mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Seni Unnes ini telah berhasil minat pengunjung yang sebagian besar berstatus mahasiswa. 

Event yang bertajuk “Konservasi Budaya, Merajut Keragaman” ini melibatkan beragam budaya, seni, tradisi, dan musik dari seluruh Nusantara ke dalam 44 stand yang dipamerkan. Di antaranya stand Musik Sufi, Musik Keroncong, Iringan Sintren, Kesenian Rakyat Laisan, dan masih banyak lagi. Stand-stand tersebut dilengkapi dengan atribut dan kostum yang menarik minat pengunjung untuk menghampiri stand tersebut. Pada stand Kesenian Rakyat Laisan, stand dilengkapi dengan kemenyan dan sesajen dengan aromanya yang khas serta suara lolongan anjing yang menambah kesan angker.
Suasana salah satu sudut Jateng Art Festival
Eko, pimpinan Atlantic Dreamland juga turut hadir untuk menjadi pembicara dalam talkshow yang digelar pada hari pertama Jateng Art Fest. Selain menambah wawasan, pengetahuan, dan ilmu baru, acara ini juga tidak memungut biaya masuk. 

“Acara ini bertujuan untuk mengenalkan pada masyarakat budaya dan musik di seluruh Nusantara yang belum dikenal. Harapannya, setelah acara ini masyarakat bertambah kebanggaannya akan Nusantara karena ternyata memiliki begitu banyak budaya dan seni yang tersembunyi yang ternyata luar biasa,” ujar Budiastuti, mahasiswi S2 Program Studi Pendidikan Seni Unnes.
(Mario Siswanto/STM/14)
Seputar Tugu Muda - Panasnya kota Semarang sudah menjadi hal biasa yang banyak dikeluhkan orang. Tak heran jika orang mencari tempat pelampiasan kekesalan dengan mencari santapan penghapus dahaga. Nah, salah satu kuliner di kawasan Tugu Muda yang banyak dicari orang adalah kedai es yang menawarkan berbagai macam pilihan menu minuman es. Dialah Es Rumpi, nama kedai yang merupakan singkatan dari ‘Rupa-rupa Macam Pilihan’. 

Es Rumpi yang segar dan menggugah selera
Kedai yang terletak di dalam gang kecil ini menawarkan berbagai macam minuman segar yang bervariasi dan kretaif, mulai dari soup buah, es teler, es jus berbagai macam buah, dan masih banyak yang lainnya. Sangat cocok dinikmati saat udara panas dan butuh kesegaran yang juga menyehatkan.

Campuran buah dan susu serta manisnya sirup dalam penataan yang cantik membuat lidah tak tahan untuk segera mencicipinya. Harga yang ditawarkan berkisar mulai 9.000-an rupiah saja. Sangat terjangkau bukan? Nah, sekarang tinggal datang aja ke kedai Es Rumpi di samping Lawang Sewu, seputar Tugu Muda, dan rasakan sensasi kesegaran es rumpi yang nikmat dan menyegarkan, selamat mencicipi, ya, Konco-Konco!
(Ratih Khoirunnisa/STM/14)
Seputar Tugu Muda - Konco-Konco, ada satu lagi SMA favorit di kota Semarang yang terletak di Jalan Pemuda. Ya, SMA 5 Semarang. Ada perjuangan dari sang pendiri yang merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan di kota Semarang.

Tahun 1964, di saat masih sedikit jumlah sekolah di Semarang dan kesempatan untuk membuka sekolah baru sangatlah tidak memungkinkan, Notaris R.M Soeprapto, Moh. Tony, Fahmi, dan Sunaryo merasa perlu melakukan sesuatu untuk kemajuan pendidikan di kota Semarang. Meskipun kondisi Indonesia saat itu sulit, para notaris tersebut tetap merasa harus ada yang dilakukan untuk memperjuangkan nasib pendidikan anak bangsa. Selanjutnya mereka menggalang bantuan dari Perwakilan P&K Jawa Tengah, sehingga lahirlah SMA 5 Semarang pada tanggal 1 Agustus 1964.

SMA 5 Semarang zaman dahulu
Dalam proses pendirian SMA 5 Semarang, masih saja ada hambatan, seperti tenaga pendidik yang belum mencukupi, terbatasnya tenaga tata usaha, dan lokasi sekolah yang sulit dicari. Dalam keadaan yang serbasulit, POLRI dengan berbaik hati meminjamkan beberapa lokal PUSDIK POLRI untuk dijadikan ruang kelas dan kantor. Dinas P&K juga membantu dengan meminjamkan tenaga pengajar dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG).

Melihat perkembangannya yang baik, akhirnya SMA 5 Semarang disatukan dengan SPG Negeri Semarang yang berkampus di Jalan Kagok (sekarang SMA dan AKS Kartini) dan menempati 6 kelas. Dengan adanya penyatuan ini, maka semangat para pengajar dan siswa semakin tumbuh, dan perkembangan pesat nampak bagi SMA 5 Semarang.

Lalu kampus SMA 5 pindah ke bekas sekolah "Wha Ing" bersama dengan IKIP Negeri Semarang. Ada konflik juga karena SMA 5 Semarang menjadu satu dengan IKIP Negeri Semarang, namun pada akhirnya terselesaikan dan SMA 5 Semarang menempati bekas sekolah "Wha Ing" tersebut, yang kini adalah kampus tetap SMA 5 Semarang saat ini.

SMA 5 Semarang sekarang
Beratnya perjalanan SMA 5 Semarang hingga saat ini membuat mereka terus berkembang dengan pesat. Hingga saat ini, banyak sekali prestasi yang ditorehkan para siswa dari skala Jawa Tengah hingga nasional. Banyak penghargaan yang didapat terutama dari bidang sains.
(Angga/STM/14)

Sumber foto: ipawolu.blogspot.com; semarangkota.com
Seperti Notaris R.M. Soeprapto, Moh. Tony, Fahmi, dan Sunaryo. - See more at: http://sman5smg.siap-sekolah.com/sekolah-profil/#sthash.cJwx0hAd.dpuf
Seperti Notaris R.M. Soeprapto, Moh. Tony, Fahmi, dan Sunaryo - See more at: http://sman5smg.siap-sekolah.com/sekolah-profil/#sthash.cJwx0hAd.dpuf
Seperti Notaris R.M. Soeprapto, Moh. Tony, Fahmi, dan Sunaryo - See more at: http://sman5smg.siap-sekolah.com/sekolah-profil/#sthash.cJwx0hAd.dpuf
Seperti Notaris R.M. Soeprapto, Moh. Tony, Fahmi, dan Sunaryo - See more at: http://sman5smg.siap-sekolah.com/sekolah-profil/#sthash.cJwx0hAd.dpuf
Seputar Tugu Muda - Jika Konco-Konco berkunjung  ke kota Semarang, belum pas jika belum mencicipi olahan makanan dan minuman khas Semarang. Dan orang kebanyakan hanya tahu makanan khas seperti tahu bakso, lumpia dan bandeng presto yang biasa dibawa oleh-oleh. Namun coba Konco tengok minuman yang satu ini, minuman yang dapat dinikmati setiap orang. Ya, inilah es pankuk, es krim yang disajikan dalam piring kecil dengan tiga rasa berbeda yaiu stroberi, cokelat dan durian yang dicampur dengan irisan roti dan potongan puding serta agar-agar yang pasti menggugah selera.

 

 

Sekilas pengetahuan, es pankuk sendiri berasal dari bahasa Belanda. Sedangkan dalam bahasa Inggris berarti pancake atau roti. Nah itulah alasan mengapa ada banyak banyak irisan roti gurih yang dipadukan dengan es krim lembut yang lumer ketika dimakan. Dijamin pasti ketagihan, apalagi dengan harga yang lumayan terjangkau. Hanya dengan 12.000 rupiah saja, Konco Muda sudah dapat menikmati sepiring es pankuk. Penjualnya ada hampir di setiap sudut kota Semarang dan yang paling mudah dijangkau ada di jalan Pemuda, tepatnya di belakang Lawang Sewu. Yuk kita coba!
(Ratih Khoirunnisa/STM/14)